Jangan hidup dalam mimpi orang lain. Buatlah mimpimu itu seindah mungkin.
Rancanglah impianmu untuk hari ini, esok atau lusa.
Buatlah seindah mungkin, selancar mungkin dan semenarik mungkin.
setelah itu berikan kepada Tuhanmu,
biar Dia yang menghapus dan menambahkan keindahan dalam hidupmu.
sesungguhnya Dia adalah pemberi keindahan, dan yang memiliki keindahan.
aku berlindung kepada-Mu ya Allah, dari godaan Syaithan yang terkutuk.
amin..
Senin, 02 April 2012
Tentang Ayahku
Kursi
kayu yang sudah tambal sulam ini adalah teman terbaikku ketika datang senja. Kursi
ini sudah menemaniku sejak kecil. Sebenarnya ini milik ayahku, ayah yang aku
banggakan. Dulu ketika datang senja, aku dipangku ayah sambil belajar menebak teka-teki
darinya. Saat ini ketika ayah sudah menginjak usia kepala lima, ia masih saja
mengajakku bermain teka- teki atau sekedar bercerita lucu.
“ketika
ada acara riungan ada seorang anak
yang kelaparan, di depannya di sediakan kue. nah waktu itu listriknya tiba tiba mati, tapi tak lama. Kemudian tiba
waktunya membaca tahlil, eh ada
bapak-bapak yang liat kepala anak itu ada darah mengalir dari pecinya bapak-bapak itu kaget terus nanya ke anak
itu. ‘Kepala kamu berdarah de, kena
apa?’ menurut kamu anak itu jawab apa nong?” Tanya ayahku suatu sore.
“gat
au, emang dia jawab apa?”
“dia
jawabnya gini ‘bukan darah tapi kelepon’” jawab ayah dengan gerakan tahlil. Aku
sontak tertawa. Ini hanya sebagian kecil memori yang diberikan oleh beliau
kepadaku. Ia seorang ayah pekerja keras, siang malam selalu mencari nafkah untuk
kami. Ia tak pernah mengeluh dan taat beragama. Dia adalah ayah terbaik
diseluruh dunia.
Langganan:
Postingan (Atom)